Artikel ini akan memberikan review buku anak yang berjudul Jangan Dimakan, yakni buku cerita bergambar yang menceritakan tentang akibat dari membuang sampah sembarangan. Lagi pula, setiap tanggal 21 Februari kita memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Ini mengingatkan kita tentang permasalahan sampah yang seakan tidak memiliki titik terang.
Dalam situasi pandemi sekarang ini, manusia menghasilkan lebih banyak sampah daripada tahun-tahun sebelumnya. Data menunjukkan bahwa sebanyak 9,2 juta ton sampah berada di lautan, baik di pantai maupun di dasar laut. Sampah yang dibuang sembarangan dan tidak dikelola dengan benar akan terbawa oleh aliran air dan pada akhirnya bermuara di laut.
Kita tentu menginginkan tempat yang lebih baik untuk generasi mendatang, terutama anak-anak kita kelak. Karena itu, kita lakukan apa yang bisa kita lakukan segera: mengajak anak-anak untuk peduli pada lingkungan. Salah satu cara yang sederhana adalah melakukan kegiatan membaca buku.
Mari kita sedikit memberikan review buku Jangan Dimakan agar Bunda dapat memutuskan apakah buku ini benar-benar tepat untuk anak Bunda.
Informasi Buku
- Judul: Jangan Dimakan
- Penulis: Poppie Larasati
- Ilustrator: Reggy K. Ramadhani
- Penerbit: PT Literaloka Media Utama
- Tebal: 32 halaman
- Ukuran: 22 x 22 cm
- Tahun terbit: 2022
Sinopsis Buku ‘Jangan Dimakan’
Dian melihat dua ekor kucing sedang memperebutkan kantong plastik bekas. Anak perempuan itu khawatir jika plastik itu termakan. Dian pun memberi mereka ikan agar mereka tidak makan plastik lagi. Kemudian, Dian bertanya kepada ibunya tentang kejadian itu: apa sebab dan akibatnya jika kucing-kucing itu makan plastik? Ibunya menjelaskan dan mengingatkan Dian untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Dian juga menonton berita tentang seekor paus yang mati. Kini dia semakin paham bahwa sampah plastik dapat membahayakan binatang. Ibunya menjelaskan lagi bahwa sampah yang dibuang sembarangan bisa terbawa sampai ke laut.
Pada hari berikutnya, Ibu menemukan plastik kotor di dalam tas Dian. Dian mengaku bahwa dia tidak menemukan tempat sampah, jadi dia memilih untuk menyimpannya sementara waktu. Dian tidak ingin ada binatang yang celaka karena sampahnya.
Ulasan
Buku ini secara to the point menunjukkan dampak ekologis dari aktivitas manusia membuang sampah plastik. Penulis memusatkan isi cerita pada binatang sebagai korban, yang bisa dikatakan tepat sasaran karena anak-anak umumnya sangat menyukai binatang. Dengan cara ini, anak-anak akan mudah ingat untuk membuang sampah pada tempatnya karena mereka sedih jika ada binatang yang mati. Selain itu, yang menarik adalah dialog antara Dian dan ibunya yang memancing anak untuk berpikir dan menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri.
Ada tiga pesan yang saya tangkap lewat buku ini. Pertama, sudah sangat jelas, jangan buang sampah sembarangan. Kedua, peduli pada peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Ketiga, jangan jadikan ketiadaan-tempat-sampah sebagai alasan untuk membuang sampah seenaknya.
Kesimpulan
Alur cerita yang sangat sederhana, diksi yang mudah dipahami, serta pemilihan peristiwa yang dekat dengan kehidupan sehari-hari membuat buku ini cocok jika dibacakan untuk balita dan anak-anak usia prasekolah.
Jika parents mau mendapatkan buku ini untuk sang buah hati, bisa membelinya secara resmi di sini.
Ikuti Instagram Rumah Bunda untuk mendapatkan lebih banyak informasi menarik.
Terima kasih review nya.
Sama-sama, Bu. Terima kasih juga sudah menulis buku yang bagus. 🙂