“The Sound of Magic” adalah sebuah drama musikal Korea yang diangkat dari cerita Webtoon karya Ha Il Kwon dengan judul “Annarasumanara.” Drama “The Sound of Magic” cukup menguras emosi dan penuh dengan pelajaran tentang kehidupan, dan hubungan orang tua dan anak.

Peringatan: artikel ini mengandung spoiler

Sinopsis “The Sound of Magic”

Drama musikal Korea dengan 6 episode ini menceritakan tentang seorang pesulap Bernama Rieul (atau Lee Eul) yang diperankan oleh Ji Chang Wook. Kehidupannya penuh misteri, dan hanya tinggal sendirian (bersama seekor burung) di sebuah taman bermain yang terbengkalai.

Rieul muncul di kehidupan seorang gadis Bernama Yoon Ah Yi (diperankan oleh Choi Sung Eun). Ah Yi ditinggalkan ibunya saat dia masih kecil. Tak lama setelah itu, ayahnya yang terlilit hutang pun pergi dari rumah, meninggalkan Ah Yi dan adiknya. Hal ini membuat Ah Yi kehilangan mimpi-mimpinya. Dia harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan adiknya, sambal tetap bersekolah.

Karakter utama lainnya dalam “The Sound of Magic” adalah Na Il Deung (diperankan oleh Hwang In Youp), anak dari seorang jaksa yang hidupnya sangat mapan. Di tengah mewahnya kehidupan, Na Il Deun “dipaksa” untuk memiliki impian sehingga tidak dapat menikmati hidup.

Pelajaran dari “The Sound of Magic” untuk orang tua dan anak

1. Setiap anak itu unik

Jangankan anak dari orang tua yang berbeda, saudara kandung atau bahkan saudara kembar pun diciptakan secara berbeda. Setiap anak yang terlahir di dunia adalah unik dengan karakter, sifat, dan impian yang berbeda. Sehingga tantangan bagi orang tua adalah untuk melihat keunikan dari masing-masing anak.

Ah Yi memiliki sifat yang berbeda dengan Ha Na (teman sekelasnya), berbeda juga dengan Il Deung, atau bahkan dengan adiknya. Bukan hanya karena kehidupan yang mereka jalani berbeda, namun mereka memang sudah diciptakan secara berbeda.

Hwang In You, Choi Sung Eun, Ji Chang Wook
Para pemeran “The Sound of Magic” | Sumber: kpoppost.com

2. Jangan membandingkan anak

Karena keunikan anak, kita tidak dapat membandingkan satu anak dengan yang lainnya. Membandingkan anak dengan temannya atau bahkan dengan saudara kandungnya adalah hal yang tidak adil.

Rieul muda merasa tertekan karena selalu dibandingkan dengan saudaranya. Sehingga saat dia dirawat karena pingsan, dia tetap belajar.

Kemudian teman sekelasnya bertanya, “Nilaimu sudah bagus, mengapa kamu tetap terus belajar?”

Rieul muda menjawab, “Belum cukup. Aku belum sehebat kakakku.”

Dari adegan itu, kita tahu bahwa orang tua Rieul, yang adalah seorang profesor, sering membandingkannya dengan saudaranya. Hal tersebut membuat Rieul belajar terlalu keras dan kemudian menjadi stress. Kehidupan Rieul dalam “The Sound of Magic” memberikan pelajaran bahwa membandingkan anak malah membuat anak itu tertekan.

Pelajaran The Sound of Magic
Rieul muda tertekan karena terus dibandingkan | Sumber: Netflix

3. Saling menghargai

Hubungan orang tua dan anak berbeda dengan hubungan antara bos dan pekerja. Sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk menghargai dan menghormati orang tua. Namun, tidak jarang orang tua yang lupa menghargai anak. Pelajaran selanjutnya dari “The Sound of Magic” adalah perlunya saling menghargai antara orang tua dan anak.

Orang tua Il Deung yang mengatur segala hal yang dilakukan Il Deung tanpa memikirkan yang dia inginkan. Alih-alih menghargai, orang tua Il Deung akan menyalahkannya jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan rencana mereka.

Pelajaran The Sound of Magic
Il Deung dan Ah Yi | Sumber: Netflix

4. Saling berbicara dan mendengarkan

Ketika orang tua tidak menghargai anak, kemungkinan besar anak akan malas untuk berkomunikasi. Bukan hanya tidak mau bicara dengan orang tua, mereka bahkan enggan mendengarkan. Jangan sampai terjadi silent treatment dalam keluarga.

Il Deung tidak pernah mengutarakan isi hati dan pikirannya karena dia tahu bahwa orang tuanya tidak akan mendengarkannya. Ketika Il Deung sudah mencapai titik jenuh, dia berusaha untuk memberontak. Namun, hasil pemberontakan tidak akan baik.

Berbeda dengan Ah Yi yang sudah ditinggalkan oleh ibu dan ayahnya. Ah Yi berusaha mengutarakan perasaannya, namun ibu dan ayahnya tidak ada di dekatnya. Dia hanya berbicara dalam hati saja. Dengan memendam semua perasaan dan pikirannya, Ah Yi menjadi Lelah.

Choi Sung Eun sebagai Yoon Ah Yi dalam The Sound of Magic
Choi Sung Eun sebagai Yoon Ah Yi dalam “The Sound of Magic” | Sumber: kpoppost.com

5. Jangan bebankan impian pada anak

“The Sound of Magic” juga memberikan pelajaran bahwa impian orang tua adalah milik orang tua. Anak-anak punya impian mereka sendiri. Tanggung jawab orang tua adalah mengarahkan impian anak. Tentu saja mengarahkan berbeda dengan memaksakan. Seorang anak akan merasa dihargai dan dicintai saat diperbolehkan memiliki impian sendiri.

Orang tua Rieul dan Il Deung menginginkan anak-anak mereka sukses. Rieul diharapkan menjadi seorang professor, seperti ayahnya. Sedangankan Il Deung diharapkan meneruskan jejak ayahnya sebagai seorang jaksa yang sukses. Padahal, Rieul dan Il Deung sebenarnya memiliki keinginan dan impian mereka sendiri.

Hwang In Youp sebagai Na Il Deung dalam The Sound of Magic
Hwang In Youp sebagai Na Il Deung dalam “The Sound of Magic” | Sumber: kpoppost.com

6. Masalah adalah bagian dari hidup

Tidak ada jalan yang terus rata dan lurus. Jalan bebas hambatan atau jalan tol pun memiliki turunan, tanjakan, dan tikungan. Sama seperti hidup, tidak akan selamanya mulus. Masalah adalah bagian dari hidup. Kita hanya perlu menghadapinya – jika memungkinkan, bersama sebagai sebuah keluarga.

Ibu Ah Yi memutuskan untuk meninggalkan rumah, suami, dan anak-anaknya. Entah dengan alasan apa. Sedangkan ayah Ah Yi memutuskan meninggalkan rumah dan anak-anaknya karena terlilit hutang. Untuk menghindari masalah, ayah Ah Yi menempatkan anaknya dalam keadaan yang berat.

Ah Yi sempat ingin ‘lari’ dari masalah dengan ingin cepat-cepat dewasa. “Bisakah Paman membuat waktu lebih cepat berlalu 10 tahun?” tanya Ah Yi kepada Rieul. Ah Yi berpikir dengan menjadi dewasa, semua masalah akan berlalu.

Rieul dan Ah Yi The Sound of Magic
Rieul dan Ah Yi dalam “The Sound of Magic” | Sumber: kpoppost.com

7. Percaya pada diri sendiri

Menumbuhkan percaya diri pada anak dimulai dari orang tua. Dengan percaya pada diri sendiri, kita menjadi tidak mudah putus asa atau lari dari masalah. Kita akan dapat lebih mudah menghadapi masalah yang muncul dalam hidup.

Pertanyaan Rieul, “Apakah kamu percaya sulap?” dapat diartikan juga sebagai, “Apakah kamu percaya pada dirimu sendiri?” Ketika kita percaya bahwa kita dapat menghadapi masalah, kita pasti memiliki kekuatan untuk melakukannya. Kunci dari sulap (keajaiban) adalah kepercayaan.

Ji Chang Wook Rieul The Sound of Magic
Rieul, “The Sound of Magic”

Jadi, apakah kamu percaya pada sulap? Setidaknya, saya percaya pada hubungan orang tua dan anak yang harmonis akan membukakan jalan sukses untuk anak.

Annara-sumanara!

Ikuti Instagram Rumah Bunda untuk mendapatkan lebih banyak informasi menarik.

Baca artikel lainnya: