Kebiasaan mengelola sampah perlu ditanamkan sejak kecil, Bunda. Harapannya, kebiasaan tersebut akan menumbuhkan kesadaran anak untuk peka terhadap lingkungan. Keluarga memiliki peranan penting dalam mengajarkan nilai-nilai kebaikan karena rumah adalah sekolah pertama tempat anak belajar. Apa yang anak lihat, itulah yang ia tiru. Demikian juga, kebiasaan yang dilakukan sejak kecil akan dibawa sampai dewasa. Maka, anak-anak sebaiknya belajar mengelola sampah sedari dini, mulai dari konsep yang sederhana.

1. Membuang sampah secara mandiri

Membuang sampah adalah tindakan yang paling mendasar. Anak mempelajari kebiasaan ini sejak bayi dengan melihat perilaku orang-orang di sekitarnya. Ketika anak sudah bisa berjalan tanpa bantuan, Bunda bisa menemani atau mengarahkannya ke tempat sampah. Setelah beberapa kali, biarkan anak membuang sampahnya sendiri. Jangan lupa untuk meletakkan tempat sampah di lokasi yang mudah dijangkau anak, ya.

2. Peduli Sekitarnya

Setelah mampu bertanggung jawab atas sampahnya sendiri, anak perlu ikut menjaga kebersihan sekitar. Mulailah dengan memberi contoh tepat di depan anak, misalnya menyapu lantai dan membereskan barang-barang. Bunda juga bisa mengajak anak bermain di luar agar anak semakin mengenal alam.

3. Menghargai makanan

a. Kebiasaan makan di meja makan

Ketika makan di tempat yang sesuai, perhatian anak tidak mudah teralihkan. Dengan begitu, ia bisa belajar menikmati makanannya. Kalau anak masih belajar makan sendiri, setidaknya makanan tidak tercecer ke mana-mana yang hanya berujung di tempat sampah. Sebisa mungkin, makanlah bersama seluruh anggota keluarga untuk meningkatkan bonding dan menciptakan suasana yang menyenangkan.

b. Menghabiskan makanan

Berikan makanan secara bertahap. Taruh sedikit dulu di piringnya, lalu tambahkan jika masih lapar. Cara ini mencegah makanan tersisa terlalu banyak. Untuk anak yang sudah lebih besar, izinkan ia mengambil sendiri atau menentukan porsinya. Kemudian, ingatkan anak agar menghabiskan makanan yang sudah ia tentukan sendiri di awal.

c. Tidak membuang-buang makanan

Ada tipe anak yang suka memainkan makanannya. Menurut pakar, perilaku ini dikaitkan dengan ciri anak yang cerdas. Namun, jangan biarkan ia terus melakukannya tanpa arahan orang dewasa. Pelan-pelan, jelaskan pada anak tentang fungsi utama makanan. Berikan fasilitas yang serupa agar ia tetap bisa bereksplorasi dan mendapatkan manfaat bermain. Bunda bisa gunakan bahan makanan yang sudah tidak layak konsumsi atau kadaluarsa untuk menjadi mainannya. Syaratnya, anak sudah tidak berada dalam fase oral.

Membuat clay dari tepung. Foto oleh Kate Rome dari Pexels.

4. Memahami akibat dan bahaya sampah

Selanjutnya, jelaskan dampak negatif dan bahaya yang timbul apabila sampah tidak dikelola dengan benar. Bunda bisa memberikan pemahaman secara langsung kepada anak yang berusia di atas 5 tahun. Sementara itu, anak balita biasanya lebih paham jika melihat gambar atau dibacakan buku.

5. Memilah sampah

Jika anak sudah terbiasa membuang sampah tanpa diingatkan, ajarkan tentang perbedaan antara sampah organik dan anorganik. Sediakan beberapa tempat sampah sesuai jenisnya dan libatkan anak untuk berkreasi, misalnya dengan menggambar sendiri atau menempelkan stiker.

6. Menerapkan konsep pengelolaan sampah 3R

a. Reduce

Kurangi barang-barang yang akan menghasilkan sampah. Contohnya, pilih mainan yang berkualitas baik agar awet dan tidak cepat rusak sehingga bisa digunakan dalam waktu yang lama.

b. Reuse

Manfaatkan kembali barang-barang anorganik sebelum membuangnya. Contohnya, pakai kertas bekas atau kemasan plastik untuk membuat dekorasi ultah anak.

kebiasaan mengelola sampah dengan memanfaatkan barang bekas
Membuat topi pesta dari kertas kado. Sumber foto: Pinterest

c. Recycle

Daur ulang sampah organik menjadi kompos dan Eko-Enzim. Sementara itu, sampah anorganik bisa disetorkan ke bank sampah atau masukkan ke dropbox EwasteRJ khusus untuk sampah elektronik.

7. Merawat mainan dan barang-barang milik sendiri

Mainan dan barang-barang yang dirawat dengan baik akan memperpanjang masa pakainya. Dengan demikian, sampah dapat dicegah. Barang yang berantakan berisiko hilang ataupun terinjak, jadi biasakan anak untuk merapikan barang-barangnya sendiri.

8. Mendonasikan barang-barang lama

Anak-anak cenderung mudah bosan. Kalau anak ingin mainan atau pakaian yang baru, sesekali Bunda bisa membelikannya selama dananya tersedia. Namun, donasikan barang-barang lama agar tidak banyak tumpukan barang yang menganggur di rumah. Selain donasi, Bunda juga bisa menukarnya dengan barang yang lain (barter). Komunitas-komunitas yang mendukung kegiatan semacam ini antara lain Joli Jolan (Solo) dan GESTIMBA (Salatiga).

9. Mengurangi kebiasaan jajan

Kebiasaan yang terakhir ini sepertinya sulit, ya? Jangan khawatir dulu, Bunda. Anak boleh jajan, tetapi lebih selektif saat membeli snack dalam kemasan. Tentu Bunda pernah melihat betapa banyaknya sampah yang terkumpul jika anak membeli beraneka ragam snack. Untuk mengurangi godaan anak jajan di luar, siasati dengan membuat camilan rumahan atau pesan dari UMKM dengan kemasan yang ramah lingkungan.

kebiasaan mengelola sampah dengan menggunakan kemasan organik
Jajanan tradisional dengan kemasan organik

Nah, itulah 9 kebiasaan mengelola sampah yang perlu dilakukan sejak kecil agar lingkungan terjaga. Semoga usaha kita membuahkan hasil di masa depan.

Ikuti Instagram Rumah Bunda untuk mendapatkan lebih banyak informasi menarik.

Baca artikel lainnya: